Sabtu, 24 Desember 2011

Ceritaku Hari Ini

Aku mau curhat nih.. iseng aja sebenarnya.. sekalian nunggu jalan modem yg aku pinjem dr queenkuu si adis.. ehehehe
maklum lha di desakuu ini miskin signal bangeeeet... Wifi diruma dicabut sama abahkuu gara-gara bayarnya banyak terus gto gag fungsi, fungsi sih klo aku diruma.. lha aku kn jarang pulang, biasa lha tuntutan mahasiswi *ngenesasli* ahahaha.. jadi curhat masalah wifi vs modem ini -_____-
ehmmm... sekarang aku ini semester 5 lho.. semester 5 yg sangat amazing... semester 5 itu mahasiswa PSIKOLOGI jdi ARTIS smua, tiap hri syuting sampek bosen -_____-" hampir smua mata kuliah di semester ini kerjaannya ya syuting itu, aneh kn??? semester 5 yg bikin aku stres sama yang namanya tugas kulia, gag disemester 5 aja sih, disebelumnya jg sring stres akn TUGAS kulia :'( inilah dunia MAHASISWA.. makanan pokoknya jadi TUGAS.. ahahahaha
tapi smua akan terasa ringan klo kita gag menganggap TUGAS itu beban kita.. Asiiik aja lha.. dijalani aja!! Laporan praktikum antri, tugas, ujian lisan jg.. lengkap lha.. initinya asiiik aja kok jdi anak kuliahan itu.. ahahahaha *ngenes* tpi kdg yo pgen ngs, pgen gag kuliah, pgen pulang, klo diruma ada abah umy yg bkin aku nyaman apapun keadaannya... anehnya klo diruma kangen suasana kampus.. dikampus aku punya byak teman dan sahabat... ada sahabat yg slalu ngdukung aku utk lebii maju jdi yg terbaek.. Intinya apapun yg kita rasakan skrg itu disyukuri ajalah, ASIIIIK AJA..!!
Big Thank to  Allah yg masih ksih ksempatan aku untuk merasakan INDAH nya DUNIA, Aba Umy yg slalu membimbingku sampai skrg, kakak-kakak kuu yg slalu syg sama adiknya, para Dosen PSIKOLOGI UB yg slalu bebaik hati ksih tugas utk menjadikan kita lebii pintar lagi, utk para miss-misskuu dan queenkuu  Arin, Adis, Ayu, dan Eka yg slalu ada buat aku, I LOVE YOU ALL!!

Jumat, 02 Desember 2011

Psikologi Remaja



Sinopsis Gridiron Gang

 

Film ini merupakan film yang mengangkat tentang penjara remaja, masuknya para remaja tersebut dilatarbelakangi oleh berbagai tindak kriminal yang bermacam-macam. Ada sebagian yang masuk penjara karena narkoba, ada yang karena mencuri, dan tidak sedikit yang terlibat pembunuhan.
Munculnya tindak kriminalitas mereka tersebut tidak bisa lepas dari keberadaan keluarga mereka yang kacau (broken home) sehingga memaksa mereka mencari kasih sayang di jalanan. Ratusan bahkan ribuan remaja berkumpul karena alasan yang sama, broken home, kemudian bersosialisasi dan membentuk genk. Melalui kelompok-kelompok genk-genk inilah mereka hendak menunjukkan eksistensi dan saling memperoleh kasih sayang semu serta mendapatkan keluarga baru di jalanan dengan cara yang salah. Ujung-ujungnya, mereka menganggap pencurian, penjarahan, narkoba, perkelahian massal, dan membunuh adalah sebuah ritual biasa. Karena tindakan - tindakan kriminal yang mereka lakukan tersebut akhirnya mereka harus masuk penjara di usia belia.
Sean Porter adalah petugas di pengadilan anak yang dalam masa percobaan. Umumnya, para pelaku kriminal selalu diposisikan sebagai sosok bersalah dan harus menerima hukuman atas kesalahannya itu tanpa diberi kesempatan bagi mereka untuk memperbaiki sendiri. Akhirnya, hidup mereka seringkali berpindah-pindah dari penjara satu ke penjara lain. Namun di Camp Kilpatrick, para penjahat kecil tersebut diberi kesempatan untuk membuktikan diri mereka bahwa mereka bukanlah sampah masyarakat. Dalam keputusasaan untuk membuat perubahan, Sean dan teman sejawatnya Malcolm Moore  memutuskan membuat rencana untuk mengajarkan displin dan tanggung jawab melalui permainan football. Beberapa penghuni Camp dipilih untuk dilatih menjadi pemain football dalam sebuah tim dari dalam penjara. Mereka diberi bekal motivasi melalui olahraga. Mereka dididik memiliki solidaritas dalam sebuah tim dengan cara yang lebih tepat. Mereka diberikan kesempatan untuk memperbaiki diri. Tidak berhenti dengan berlatih football, Mereka pun diberi kesempatan untuk bertanding dalam sebuah liga football melawan tim-tim football di seantero AS, yang bukanlah para penghuni penjara. Dari sini, mereka belajar merasakan kegagalan, kekalahan, kesedihan, dan kekompakan dalam menjalani kehidupan.
Dalam tahun pertama uji coba program pelatihan football di dalam penjara tersebut, membawa perubahan positif. Walaupun tidak bisa menghapus kenakalan remaja secara menyeluruh, program tersebut menghasilkan sebuah kesuksesan yang diharapkan mampu menurunkan tingkat kenakalan remaja. Dari seluruh tim football Camp Kilpatrick tahun pertama yang seluruhnya dibebaskan dari penjara, tercatat 24 orang remaja akhirnya kembali bersekolah. Kemudian 3 orang memiliki pekerjaan tetap dan hanya 5 orang yang kembali ke penjara.
Salah satu diantara mereka yang memperoleh pekerjaan tetap bernama Junior Palaita, yang setelah keluar dari penjara, ia bekerja di sebuah perusahaan furniture. Selanjutnya, Kelwin Owens adalah contoh alumni tim yang kemudian melanjutkan sekolah di SMU Washington setelah keluar dari penjara. Di sana ia bermain sebagai anggota tim football setempat. Kenny Bates bersekolah di Redondo Beach dan tinggal rukun bersama ibunya setelah sebelumnya mengalami broken home. Leon Hays yang sebelumnya punya pendapatan sebagai bandar narkoba dengan pendapatan uang 5 - 10 kali lipat dari gaji sipir penjara tiap bulannya, berusaha menghindari narkoba dengan masuk SMU Dorsy dan bermain untuk sekolahnya. Sedangkan diantara yang kembali ke penjara adalah Miguel Perez dan Donald Madlock. Bug Wendel yang merupakan anggota mantan tim football Camp Kilpatrick paling muda yang masuk penjara karena menjambret dan menusuk seorang ibu di jalan, selepas keluarnya dari penjara, tewas dalam sebuah penembakan di Compton. Yang paling istimewa dari tim tersebut adalah bernama Willie Weathers, yang masuk penjara karena membunuh ayahnya, pada akhirnya mendapatkan beasiswa penuh untuk bermain football di sebuah sekolah asrama ternama. Ia sudah meninggalkan dunia genk-nya.


Analisis Film Gridiron Gang
Remaja merupakan peralihan dari masa anak - anak menuju masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial. Menurut Papalia dan Olds (2001), masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.
Menurut Adams & Gullota (dalam Aaro, 1997), masa remaja meliputi usia antara 11 hingga 20 tahun. Sedangkan Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi masa remaja awal (13 hingga 16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun hingga 18 tahun). Masa remaja awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa.
Papalia & Olds (2001) berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa antara kanak-kanak dan dewasa. Sedangkan Anna Freud (dalam Hurlock, 1990) berpendapat bahwa pada masa remaja terjadi proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan.
Transisi perkembangan pada masa remaja berarti sebagian perkembangan masa kanak-kanak masih dialami namun sebagian kematangan masa dewasa sudah dicapai (Hurlock, 1990). Bagian dari masa kanak-kanak itu antara lain proses pertumbuhan biologis misalnya tinggi badan masih terus bertambah. Sedangkan bagian dari masa dewasa antara lain proses kematangan semua organ tubuh termasuk fungsi reproduksi dan kematangan kognitif yang ditandai dengan mampu berpikir secara abstrak (Hurlock, 1990; Papalia & Olds, 2001).
tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
1.      Mencapai hubungan yang baru dan lebih masak dengan teman sebaya baik sesama jenis maupun lawan jenis
2.      Mencapai peran sosial maskulin dan feminin
3.      Menerima keadaan fisik dan dapat mempergunakannya secara efektif
4.      Mencapai kemandirian secara emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya
5.      Mencapai kepastian untuk mandiri secara ekonomi
6.      Memilih pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk bekerja
7.      Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan dan kehidupan keluarga
8.      Mengembangkan kemampuan dan konsep-konsep intelektual untuk tercapainya kompetensi sebagai warga negara
9.      Menginginkan dan mencapai perilaku yang dapat dipertanggungjawabkan secara sosial
10.  Memperoleh rangkaian sistem nilai dan etika sebagai pedoman perilaku (Havighurst dalam Hurlock, 1973).


Tidak semua remaja dapat memenuhi tugas-tugas tersebut dengan baik. Menurut Hurlock (1973) ada beberapa masalah yang dialami remaja dalam memenuhi tugas-tugas tersebut, yaitu:
1.      Masalah pribadi, yaitu masalah-masalah yang berhubungan dengan situasi dan kondisi di rumah, sekolah, kondisi fisik, penampilan, emosi, penyesuaian sosial, tugas dan nilai-nilai.
2.      Masalah khas remaja, yaitu masalah yang timbul akibat status yang tidak jelas pada remaja, seperti masalah pencapaian kemandirian, kesalahpahaman atau penilaian berdasarkan stereotip yang keliru, adanya hak-hak yang lebih besar dan lebih sedikit kewajiban dibebankan oleh orangtua.
Seperti yang telah dikemukakan oleh Hurlock ada beberapa masalah yang dialami remaja, yaitu masalah-masalah yang berhubungan dengan situasi dan kondisi di rumah, sekolah dan lingkungan sekitar. Dalam film Gridiron Gang, masuknya para remaja di Camp Kilpatrick tersebut dilatarbelakangi oleh berbagai konflik. Sebagian yang masuk penjara karena narkoba, ada yang karena mencuri, dan tidak sedikit yang terlibat pembunuhan. Penyebab tindak kriminalitas yang dialami para remaja di film ini,  tidak lepas dari keberadaan keluarga mereka yang kacau (broken home) sehingga memaksa mereka mencari kasih sayang di jalanan. Lingkungan pergaulan yang buruk, komunikasi dengan keluarga yang buruk akan menjerumuskan para remaja tersebut.

Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Gagasan Erickson ini dikuatkan oleh James Marcia yang menemukan bahwa ada empat status identitas diri pada remaja yaitu identity diffusion/ confussion ((penyebaran identitas)) digunakan untuk merujuk pada kondisi remaja yang belum pernah mengalami krisis ataupun membuat komitmen apapun., identity moratorium (penundaan identitas) digunakan dimana kondisi remaja berada dalam krisis, secara aktif berjuang membentuk komitmen – komitmen dan mengikat perhatian terhadap hasil kompromi yang dicapai antara keputusan orang tua mereka, harapan – harapan masyarakat dan kemampuan – kemampuan mereka sendiri. identity foreclosure (pencabutan identitas) merupakan remaja membuat suatu komitmen tetapi belum mengalami suatu krisis. Sebelum waktunya dia telah melibatkan dirinya pada aspek- aspek penting dari identitas tanpa banyak mengalami konflik atau krisis yang signifikan., dan identity achievement (pencapaian identitas) Digunakan untuk remaja yang kondisi nya telah mengatasi krisis identitas dan membuat komitmen.  (Santrock, 2003, Papalia, dkk, 2001, Monks, dkk, 2000, Muss, 1988). Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja.
Remaja yang tidak berhasil mengatasi krisis identitas akan mengalami kebingungan identitas dan mereka akan menarik diri, mengisolasi diri dari teman - teman atau keluarga, (Santrock, 2007, Jilid 1, 191). Dalam film Gridiron Gang, mereka masih belum mengetahui identitas dirinya, sehingga mereka bersosialisasi dan membentuk genk, yaitu genk 88 atau genk 95. Melalui kelompok-kelompok genk - genk mereka hendak menunjukkan eksistensi dan saling memperoleh kasih sayang semu serta mendapatkan keluarga baru di jalanan dengan cara yang salah.
Willie Weathers, Kelvin Owens, Junior Palaita, Leon Hayes, Donald Madlock, Miguel Perez, Kenny Bates, dan Bug Wendal telah membuat komitmen namun belum pernah mengalami krisis, ketika mereka harus masuk tim football Camp Kilpatrick yang dibentuk oleh Sean Porter. Otoritas Sean membuat mereka tidak punya pilihan untuk menolak keputusan tersebut.
Untuk mengatasi krisis identitas dalam film Gridiron Gang ini, yaitu Sean Porter dan teman sejawatnya Malcolm Moore memutuskan membuat rencana untuk mengajarkan displin dan tanggung jawab melalui permainan football. Beberapa penghuni Camp dipilih untuk dilatih menjadi pemain football dalam sebuah tim dari dalam penjara. Mereka diberi bekal motivasi melalui olahraga. Mereka dididik memiliki solidaritas dalam sebuah tim dengan cara yang lebih tepat. Pada saat itu lah sang pelatih mengumpulkan remaja – remaja bermasalah itu dan membentuk tim MUSTANGS.