Setiap orang memiliki kebutuhan
hidupnya masing-masing. Kebutuhan itu berusaha untuk dipenuhinya dengan cara
yang berbeda-beda. Ada yang memenuhi kebutuhannya secara wajar dan ada juga
yang berlebihan dalam pemenuhan kebutuhannya. Hal tersebut menyebabkan
orang-orang untuk berperilaku konsumtif. Perilaku konsumtif seperti ini terjadi
pada hampir semua lapisan masyarakat. Tidak hanya pada orang dewasa, perilaku
konsumtif pun banyak melanda para remaja.
Konsumtif merupakan kata sifat yang
memiliki kata dasar “consume” (Inggris), konsumsi (Indonesia). Dengan
demikian kata “konsumtif” berarti sifat untuk mengkonsumsi, memakai, dan
menggunakan sesuatu secara berlebihan. Konsumtif merupakan perilaku
mengkonsumsi secara berlebihan dan sebenarnya kurang diperlukan atau
mendahulukan keinginan daripada kebutuhan serta menghilangkan skala prioritas.
Remaja memang sering dijadikan target
pemasaran berbagai produk industri, antara lain karena karakteristik mereka
yang labil, spesifik dan mudah dipengaruhi sehingga akhirnya mendorong
munculnya berbagai gejala dalam perilaku membeli yang tidak wajar. Membeli
tidak lagi dilakukan karena produk tersebut memang dibutuhkan, namun membeli
dilakukan karena alasan-alasan lain seperti sekedar mengikuti mode, hanya ingin
mencoba produk baru, ingin memperoleh pengakuan sosial dan sebagainya.
Remaja merupakan obyek yang menarik
untuk diminati oleh para ahli pemasaran. Kelompok usia remaja adalah salah satu
pasar yang potensial bagi produsen karena remaja biasanya mudah terbujuk rayuan
iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak realistis, dan cenderung boros dalam
menggunakan uangnya, lebih mudah terpengaruh teman sebaya dalam hal berperilaku
dan biasanya lebih mementingkan gengsinya untuk membeli barang-barang bermerk
agar mereka dianggap tidak ketinggalan zaman.
Masa remaja adalah masa perubahan
perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, dimana ia sedang
mengalami perkembangan yang begitu pesat, baik secara fisik, psikologis dan
sosial. Remaja memang sering dijadikan target pemasaran berbagai produk
industri, antara lain karena karakteristik mereka yang labil, spesifik dan
mudah dipengaruhi sehingga akhirnya mendorong munculnya berbagai gejala dalam
perilaku membeli yang tidak wajar. Membeli tidak lagi dilakukan karena produk
tersebut memang dibutuhkan, namun membeli dilakukan karena alasan-alasan lain
seperti sekedar mengikuti mode, hanya ingin mencoba produk baru, ingin
memperoleh pengakuan sosial dan sebagainya.
Kelompok usia remaja adalah salah satu
pasar yang potensial bagi produsen karena remaja biasanya mudah terbujuk rayuan
iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak realistis, dan cenderung boros dalam
menggunakan uangnya, lebih mudah terpengaruh teman sebaya dalam hal berperilaku
dan biasanya lebih mementingkan gengsinya untuk membeli barang-barang bermerk
agar mereka dianggap tidak ketinggalan zaman.
Kasus
Mayang membeli barang-barang yang
sebenarnya tidak dia begitu dia butuhkan. Dia
berperilaku konsumtif karena faktor internal dan eksternal, faktor internalnya
adalah ada rasa senang saat mendapatkan atau membeli barang yang dia inginkan,
faktor eksternalnya adalah teman dan keluarga yang tidak sekalipun melarang
atau mengingatkannya. Dia mengaku sering berperilaku konsumtif bersama dengan teman-teman
yang sama-sama memiliki hobi belanja. Terkadang dia sadar bahwa perilakunya ini
memiliki dampak buruk untuk dirinya sendiri yaitu seperti boros, sombong dan
terjadi kesenjangan sosial dengan teman saat dia selalu mengikuti trend dan
branded, tapi hobi dan kebiasaan yang sudah dia lakukan mulai SMP ini sangat
sulit untuk dia hilangkan, apalagi jika dia memiliki banyak waktu luang, dia
bahkan bisa menghabiskan waktunya seharian untuk berperilaku konsumtif.
James F. Engel
(dalam Mangkunegara, 2002: 3) ”mengemukakan bahwa perilaku konsumtif dapat
didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat
dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk
proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan
tersebut.
Perilaku
konsumtif bisa dilakukan oleh siapa saja. Perilaku tersebut menggambarkan
sesuatu yang tidak rasional dan bersifat kompulsif sehingga secara ekonomis
menimbulkan pemborosan dan inefisiensi biaya. Sedangkan secara psikologis
menimbulkan kecemasan dan rasa tidak aman.Konsumen dalam membeli suatu produk
bukan lagi untuk memenuhi kebutuhan semata-mata, tetapi juga keinginan untuk
memuaskan kesenangan. Keinginan tersebut seringkali mendorong seseorang untuk
membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Hal ini dapat dilihat dari
pembelian produk oleh konsumen yang bukan lagi untuk memenuhi kebutuhan semata
tetapi juga keinginan untuk meniru orang lain yaitu agar mereka tidak berbeda
dengan anggota kelompoknya atau bahkan untuk menjaga gengsi agar tidak
ketinggalan jaman. Keputusan pembelian yang didominasi oleh faktor emosi
menyebabkan timbulnya perilaku konsumtif. Hal ini dapat dibuktikan dalam
perilaku konsumtif yaitu perilaku membeli sesuatu yang belum tentu menjadi
kebutuhannya serta bukan menjadi prioritas utama dan menimbulkan pemborosan.
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Konsumtif Remaja
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif ada dua, yaitu
internal dan eksternal :
a. Faktor Internal
a. Faktor Internal
Faktor internal ini juga terdiri dari dua aspek, yaitu faktor
psikologis dan faktor pribadi.
a) Faktor psikologis, juga sangat mempengaruhi
seseorang dalam bergaya hidup konsumtif
b) Motivasi, dapat mendorong karena dengan motivasi tinggi untuk membeli suatu produk, barang / jasa maka mereka cenderung akan membeli tanpa menggunakan faktor rasionalnya.
c) Persepsi, berhubungan erat dengan motivasi. Dengan persepsi yang baik maka motivasi untuk bertindak akan tinggi, dan ini menyebabkan orang tersebut bertindak secara rasional.
d) Sikap pendirian dan kepercayaan. Melalui bertindak dan belajar orang akan memperoleh kepercayaan dan pendirian. Dengan kepercayaan pada penjual yang berlebihan dan dengan pendirian yang tidak stabil dapat menyebabkan terjadinya perilaku konsumtif.
b) Motivasi, dapat mendorong karena dengan motivasi tinggi untuk membeli suatu produk, barang / jasa maka mereka cenderung akan membeli tanpa menggunakan faktor rasionalnya.
c) Persepsi, berhubungan erat dengan motivasi. Dengan persepsi yang baik maka motivasi untuk bertindak akan tinggi, dan ini menyebabkan orang tersebut bertindak secara rasional.
d) Sikap pendirian dan kepercayaan. Melalui bertindak dan belajar orang akan memperoleh kepercayaan dan pendirian. Dengan kepercayaan pada penjual yang berlebihan dan dengan pendirian yang tidak stabil dapat menyebabkan terjadinya perilaku konsumtif.
b. Faktor Eksternal / Lingkungan.
Perilaku konsumtif dipengaruhi oleh lingkungan di mana ia
dilahirkan dan dibesarkan. Variabel-variabel yang termasuk dalam faktor
eksternal dan mempengaruhi perilaku konsumtif adalah kebudayaan, kelas sosial,
kelompok sosial, dan keluarga.
Perilaku
konsumtif remaja terhadap barang-barang bermerk banyak tumbuh pada remaja yang
besar dan tumbuh di kota-kota besar sehingga mereka menjadikan mall sebagai
rumah keduanya. Seperti contoh kasus di atas. Salah satu alasanya, mereka ingin
menunjukkan diri bahwa mereka juga dapat mengikuti mode yang sedang beredar.
Padahal mode itu sendiri selalu berubah, sehingga para remaja tidak pernah puas
dengan apa yang dimilikinya. Dalam peniruan ini, Hal ini menyebabkan banyak
orang tua yang mengeluh saat anaknya mulai memasuki dunia remaja. Salah satu
penyebab timbulnya keluhan orangtua, karena sebagian perilaku remaja
menimbulkan masalah ekonomi pada keluarganya.
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, E.B.1999. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Alih bahasa : Istiwidayanti. Jakarta : Erlangga.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2002. Perilaku Konsumen. Bandung : PT. Refika Aditama.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2002. Perilaku Konsumen. Bandung : PT. Refika Aditama.
Tambunan, R. 2001. Remaja dan Perilaku Konsumtif. Jurnal Psikologi
dan Masyarakat. [Online]. Tersedia: http//:www.e-psikologi.com/remaja/191101.htm.
(29 September 2009).
cukup ok, Syafa :)
BalasHapusada teori, kasus & analisa.
sayangnya di bagian akhir, analisa seperti menggantung (tanggung). Huruf juga beda2 :)