Minggu, 08 Januari 2012

PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA



Setiap orang memiliki kebutuhan hidupnya masing-masing. Kebutuhan itu berusaha untuk dipenuhinya dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang memenuhi kebutuhannya secara wajar dan ada juga yang berlebihan dalam pemenuhan kebutuhannya. Hal tersebut menyebabkan orang-orang untuk berperilaku konsumtif. Perilaku konsumtif seperti ini terjadi pada hampir semua lapisan masyarakat. Tidak hanya pada orang dewasa, perilaku konsumtif pun banyak melanda para remaja.
Konsumtif merupakan kata sifat yang memiliki kata dasar “consume” (Inggris), konsumsi (Indonesia). Dengan demikian kata “konsumtif” berarti sifat untuk mengkonsumsi, memakai, dan menggunakan sesuatu secara berlebihan. Konsumtif merupakan perilaku mengkonsumsi secara berlebihan dan sebenarnya kurang diperlukan atau mendahulukan keinginan daripada kebutuhan serta menghilangkan skala prioritas.
Remaja memang sering dijadikan target pemasaran berbagai produk industri, antara lain karena karakteristik mereka yang labil, spesifik dan mudah dipengaruhi sehingga akhirnya mendorong munculnya berbagai gejala dalam perilaku membeli yang tidak wajar. Membeli tidak lagi dilakukan karena produk tersebut memang dibutuhkan, namun membeli dilakukan karena alasan-alasan lain seperti sekedar mengikuti mode, hanya ingin mencoba produk baru, ingin memperoleh pengakuan sosial dan sebagainya.
Remaja merupakan obyek yang menarik untuk diminati oleh para ahli pemasaran. Kelompok usia remaja adalah salah satu pasar yang potensial bagi produsen karena remaja biasanya mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak realistis, dan cenderung boros dalam menggunakan uangnya, lebih mudah terpengaruh teman sebaya dalam hal berperilaku dan biasanya lebih mementingkan gengsinya untuk membeli barang-barang bermerk agar mereka dianggap tidak ketinggalan zaman.
Masa remaja adalah masa perubahan perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, dimana ia sedang mengalami perkembangan yang begitu pesat, baik secara fisik, psikologis dan sosial. Remaja memang sering dijadikan target pemasaran berbagai produk industri, antara lain karena karakteristik mereka yang labil, spesifik dan mudah dipengaruhi sehingga akhirnya mendorong munculnya berbagai gejala dalam perilaku membeli yang tidak wajar. Membeli tidak lagi dilakukan karena produk tersebut memang dibutuhkan, namun membeli dilakukan karena alasan-alasan lain seperti sekedar mengikuti mode, hanya ingin mencoba produk baru, ingin memperoleh pengakuan sosial dan sebagainya.
Kelompok usia remaja adalah salah satu pasar yang potensial bagi produsen karena remaja biasanya mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak realistis, dan cenderung boros dalam menggunakan uangnya, lebih mudah terpengaruh teman sebaya dalam hal berperilaku dan biasanya lebih mementingkan gengsinya untuk membeli barang-barang bermerk agar mereka dianggap tidak ketinggalan zaman.

Kasus
Mayang membeli barang-barang yang sebenarnya tidak dia begitu dia butuhkan. Dia berperilaku konsumtif karena faktor internal dan eksternal, faktor internalnya adalah ada rasa senang saat mendapatkan atau membeli barang yang dia inginkan, faktor eksternalnya adalah teman dan keluarga yang tidak sekalipun melarang atau mengingatkannya. Dia mengaku sering berperilaku konsumtif bersama dengan teman-teman yang sama-sama memiliki hobi belanja. Terkadang dia sadar bahwa perilakunya ini memiliki dampak buruk untuk dirinya sendiri yaitu seperti boros, sombong dan terjadi kesenjangan sosial dengan teman saat dia selalu mengikuti trend dan branded, tapi hobi dan kebiasaan yang sudah dia lakukan mulai SMP ini sangat sulit untuk dia hilangkan, apalagi jika dia memiliki banyak waktu luang, dia bahkan bisa menghabiskan waktunya seharian untuk berperilaku konsumtif. 

              James F. Engel (dalam Mangkunegara, 2002: 3) ”mengemukakan bahwa perilaku konsumtif dapat didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.
              Perilaku konsumtif bisa dilakukan oleh siapa saja. Perilaku tersebut menggambarkan sesuatu yang tidak rasional dan bersifat kompulsif sehingga secara ekonomis menimbulkan pemborosan dan inefisiensi biaya. Sedangkan secara psikologis menimbulkan kecemasan dan rasa tidak aman.Konsumen dalam membeli suatu produk bukan lagi untuk memenuhi kebutuhan semata-mata, tetapi juga keinginan untuk memuaskan kesenangan. Keinginan tersebut seringkali mendorong seseorang untuk membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Hal ini dapat dilihat dari pembelian produk oleh konsumen yang bukan lagi untuk memenuhi kebutuhan semata tetapi juga keinginan untuk meniru orang lain yaitu agar mereka tidak berbeda dengan anggota kelompoknya atau bahkan untuk menjaga gengsi agar tidak ketinggalan jaman. Keputusan pembelian yang didominasi oleh faktor emosi menyebabkan timbulnya perilaku konsumtif. Hal ini dapat dibuktikan dalam perilaku konsumtif yaitu perilaku membeli sesuatu yang belum tentu menjadi kebutuhannya serta bukan menjadi prioritas utama dan menimbulkan pemborosan.
B.    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif Remaja
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif ada dua, yaitu internal dan eksternal :
a.    Faktor Internal
Faktor internal ini juga terdiri dari dua aspek, yaitu faktor psikologis dan faktor pribadi.
a)    Faktor psikologis, juga sangat mempengaruhi seseorang dalam bergaya hidup konsumtif
b)    Motivasi, dapat mendorong karena dengan motivasi tinggi untuk membeli suatu produk, barang / jasa maka mereka cenderung akan membeli tanpa menggunakan faktor rasionalnya.
c)    Persepsi, berhubungan erat dengan motivasi. Dengan persepsi yang baik maka motivasi untuk bertindak akan tinggi, dan ini menyebabkan orang tersebut bertindak secara rasional.
d)    Sikap pendirian dan kepercayaan. Melalui bertindak dan belajar orang akan memperoleh kepercayaan dan pendirian. Dengan kepercayaan pada penjual yang berlebihan dan dengan pendirian yang tidak stabil dapat menyebabkan terjadinya perilaku konsumtif.
b.    Faktor Eksternal / Lingkungan.
Perilaku konsumtif dipengaruhi oleh lingkungan di mana ia dilahirkan dan dibesarkan. Variabel-variabel yang termasuk dalam faktor eksternal dan mempengaruhi perilaku konsumtif adalah kebudayaan, kelas sosial, kelompok sosial, dan keluarga.
              Perilaku konsumtif remaja terhadap barang-barang bermerk banyak tumbuh pada remaja yang besar dan tumbuh di kota-kota besar sehingga mereka menjadikan mall sebagai rumah keduanya. Seperti contoh kasus di atas. Salah satu alasanya, mereka ingin menunjukkan diri bahwa mereka juga dapat mengikuti mode yang sedang beredar. Padahal mode itu sendiri selalu berubah, sehingga para remaja tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya. Dalam peniruan ini, Hal ini menyebabkan banyak orang tua yang mengeluh saat anaknya mulai memasuki dunia remaja. Salah satu penyebab timbulnya keluhan orangtua, karena sebagian perilaku remaja menimbulkan masalah ekonomi pada keluarganya.

DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, E.B.1999. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Alih bahasa : Istiwidayanti. Jakarta : Erlangga.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2002. Perilaku Konsumen. Bandung : PT. Refika Aditama.
Tambunan, R. 2001. Remaja dan Perilaku Konsumtif. Jurnal Psikologi dan Masyarakat. [Online]. Tersedia: http//:www.e-psikologi.com/remaja/191101.htm. (29 September 2009).

1 komentar:

  1. cukup ok, Syafa :)

    ada teori, kasus & analisa.
    sayangnya di bagian akhir, analisa seperti menggantung (tanggung). Huruf juga beda2 :)

    BalasHapus